STUDY PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG EFEK PENGGUNAAN PEREDA NYERI MENSTRUASI (DISMINORHOE)
STUDY PENGETAHUAN REMAJA
PUTRI TENTANG EFEK PENGGUNAAN PEREDA NYERI MENSTRUASI (DISMINORHOE)
ABSTRACT
Knowledge picture dysmenorrhea about the
schoolgirl smk negeri 4 samarinda based on the research findings can be known
that the knowledge of sma negeri 4 samarinda about dismenoredalam less namely
category were 69 respondents (28.5%). Knowledge smk negeri 4 samarinda about
the indicators sense dismenoreterutama dysmenorrhea (as much as 51.2%)
danetiologidismenore (57.9%). Respondents had knowledge of the less about
understanding dysmenorrhea, where merekamenjawab prayer dismenoreadalah
question a the disease sometimes accompanies menstruation currently or coming
months according to the respondents of dysmenorrhea is a disease of young women
accompanying frequently when merekadatang months or menstruation. Most of them
only felt a big from pain when menstruation, but knew not that what they feel
is dysmenorrhea. In addition, they are less active also dig information about
apa yang experienced when the menstrual period, but more focusing showed to how
to fix. Also respondents' parents not provide information relates specifically
with menstruation dysmenorrhea.
Keyword:
pain relief, teen, dismenorhoe
ABSTRAK
Study Pengetahuan
Tentang Dismenore Pada Siswi SMK Negeri 4 Samarinda Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan siswi SMA Negeri 4 Samarinda
tentang dismenore dalam kategori kurang yaitu sebanyak 69 responden (28,5%).
Pengetahuan siswi SMK Negeri 4 samarinda tentang dismenoreterutama pada
indikator pengertian dismenore (51,2%) danetiologidismenore (57,9%). Responden
mempunyai pengetahuan yang kurang tentang pengertian dismenore, dimana
merekamenjawab salah pertanyaan dismenoreadalah suatu penyakit yang
kadang-kadang menyertai saat datang bulan atau menstruasi. Menurut responden
Dismenore merupakan penyakit yang sering menyertai remaja putri saat merekadatang
bulan atau menstruasi. Sebagian besar dari mereka hanya merasakan nyeri saat
menstruasi, akan tetapi tidakmengetahui bahwa apa yang mereka rasakan adalah
dismenore. Selain itu, mereka juga kurang aktif menggali informasi tentang apa
yang dialami ketika menstruasi tersebut, akan tetapi lebih berfokus kepada bagaimana cara
mengatasinya. Orang tua responden juga tidak memberikan informasi yang
berkaitan dengan menstruasi khususnya dismenore.
Kata kunci: pereda nyeri, remaja, disminore
PENDAHULUAN
Setiap
bulan, secara periodik seorang wanita normal akan mengalami reproduksi, yaitu
menstruasi adalah meluruhanya jaringan endometrium karena tidak adanya sel
telur matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu wajar dan alami sehingga
dapat dipastikan bahwa semua wanita normal pasti akan mengalami proses itu.
Walaupun bagitu, pada kenyataannya banyak wanita mengalami masalah menstruasi,
diantaranya adalah nyeri haid ( disminore ). Disminore dibedakan menjadi 2
yaitu disminore primer dan disminore sekunder.
Berdasarkan
studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Negeri 4 Samarinda pada tahun 2016
kepada 25 siswi putri, didapatkan 20% siswi dari 25 siswi tidak mengalami nyeri
saat menstruasi dan sebagian besar mengalami nyeri saat menstruasi yang
mengganggu proses belajar. Karena nyeri tersebut, banyak siswi yang menggunakan
obat pereda nyeri menstruasi. Beberapa jenis obat yang digunnakan untuk
mengatasi nyeri saat menstruasi seperti feminax, asam mefenamat, dan kiranti.
Hal yang kerap disebut sebagai penyabab nyeri haid adalah faktor keturunan dan
faktor psikis. Akan tetapi, akhir-akhir ini zat kimia bernama prostaglandin
dapat meningkatkan nyeri haid. Prostaglandin adalah salah satu senyawa kimia
dalam darah yang mengatur beberapa aktifitas tubuh, termasuk aktifitas rahim.
Bila kadar prostaglandin berlebih, maka kontraksi rahim pada masa haid
bertambah sehingga terjadi nyeri haid yang hebat. Dari fenomena diatas,
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Study Pengetahuan Remaja
Putri (14-18 tahun) Tentang Efek Penggunaan Obat Pereda Nyeri Menstruasi.”
Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang efek
penggunaan obat pereda nyeri menstruasi, dan diharapkan penelitian ini memberikan
masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan kebidanan yang akan
dilakukan tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi dan dalam
memberikan asuhan pada kasus disminorhea.
Remaja putri adalah seorang remaja putri
yang menempuh pendidikan setara dengan SMP atau SMA. Seorang remaja putri
identik dengan perubahan dan permasalahan yang terjadi pada dirinya di usia
remaja. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak- anak ke masa
dewasa, selama masa remaja akan terjadi penambahan kecepatan pertumbuhan atau
pacu tumbuh (Growth Spurt) mulai munculnya tanda-tanda seks sekunder, pada
perempuan mulai terjadi fertilisasi dan terjadi perubahan-perubahan
psikososial.
Dismenore merupakan salah satu keluhan
ginekologi yang paling umum pada wanita dan hampir semua wanita mengalami sensasi
tidak nyaman selama haid, rasa tidak enak di perut bagian bawah, punggung bawah
bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau
bisa juga segera setelah haid (Widjajanto, 1999 dikutip dalam Arya, 2010).
Manuaba (2001) mendifinisikan disminore sebagai sakit atau nyeri yang dirasakan
saat menstruasi yang mengakibatkan aktifitas sehari- hari menjadi terganggu. Menurut
pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan
perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang
lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan,
peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau
gejala-gejalanya atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi
organik. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya :
hormon, vitamin D) atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak
disintesis di dalam tubuh (Phapros, 2006). Nyeri merupakan Perasaan tidak
nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu
tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas
seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda
dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan
fisiologikal (Irman, 2007).
METODE
PENELITIAN
Kerangka kerja adalah gabungan atau
menghubungkan beberapa teori sehingga membentuk sebuah pola pikir penelitian
yang akan dilakukan dan lazimnya berbentuk skema (Suyanto dan Ummi Salamah,
2009).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswi putri kelas II di SMK Negeri 4 Samarinda. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh siswi putri kelas II di
SMK Negeri 4 Samarinda berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam
penelitian untuk diukur dan ditentukan karakteristiknya (Alimul, 2008).
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Indiktor
|
Alat
Ukur
|
Skala
Data
|
Skor
|
Pengetahuan remaja putri tentang efek penggunaan obat pereda nyeri
menstruasi
|
Hasil tahu remaja putri (14-18 tahun) tentang efek penggunaan obat
pereda nyeri menstruasi yang di dapatkan dari pendidikan formal,berita dan
lain-lain
|
1. Definisi
obat
pereda nyeri
2. Jenis
dan kandungan obat pereda nyeri
3. Kontraindikasi
obat pereda nyeri
4. Macam-macam
obat perada nyeri haid
|
Kuesioner
|
Ordinal
|
Jawaban benar=1
Jawaban salah=0
Kriteria pengetahuan:
Baik 76%-100%
Cukup 56%-76%
Kurang <56%
|
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berikut
adalah tabel mengenai gambaran Pengetahuan tentang Dismenorepada Siswi SMK
Negeri 4 Samarinda
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pengetahuan tentang dismenore
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Persentase
( % )
|
Kurang
|
69
|
28.5
|
Cukup
|
127
|
52.5
|
Baik
|
46
|
19.0
|
Total
|
242
|
100.0
|
Berdasarkan
Tabel 1 dapat diketahui bahwa pengetahuan siswi SMK Negeri 4 Samarinda tentang
dismenoresebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 127 responden (52,5%)
Tabel 2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pengertian dismenore
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Persentase
( % )
|
Kurang
|
124
|
51,2
|
Cukup
|
106
|
43,8
|
Baik
|
12
|
5.0
|
Total
|
242
|
100.0
|
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa
pengetahuan siswi SMK Negeri 4 Samarinda tentang pengertian dismenoresebagian
besar dalam kategori kurang yaitu sebanyak 124 responden (51,2%).
Tabel 3
Distribusi frekuensi
hasil jawaban kuesioner berdasarkan pengetahuan tentang pengertian Dismenore
No
|
Pengetahuan Tentang Pengertian Disminore
|
Jawaban
|
|||
Benar
|
Salah
|
||||
f
|
%
|
f
|
f
|
||
1
|
Dismenore adalah keluhan yang sering dialami perempuan
pada bagian perut bawah berupa rasa nyeri haid yang
cukup berat
|
225
|
93.0
|
17
|
7.0
|
2
|
Dismenore adalah suatu penyakit yang kadang-kadang
menyertai saat datang bulan/menstruasi
|
25
|
10.3
|
217
|
89.7
|
3
|
Dismenore yang dirasakan tanpa adanya kelainan pada alat
reproduksi disebut dismenore primer
|
188
|
77.7
|
54
|
22.3
|
4
|
Dismenore sekunder biasanya ditemukan jika terdapat
penyakit atau kelainan pada alat reproduksi
|
104
|
43.0
|
138
|
57.0
|
Berdasarkan
Tabel 3 diketahui pengetahuan siswi SMK Negeri 4 Samarinda tentang pengertian
dismenore sebagian besar dalam kategori kurang yang ditunjukkan dengan jawaban
responden yang salah pada pertanyaan dismenorea dalah suatu penyakit yang
kadang-kadang menyertai saat datang bulan/menstruasi (89,7%) dan pertanyaan
dismenoresekunder biasanya di temukan jika terdapat penyakit ataukelainan pada
alat reproduksi (57,0%).
Gambaran
Pengetahuan Tentang Dismenore Pada Siswi SMK Negeri 4 Samarinda Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan siswi SMA Negeri 4 Samarinda
tentang dismenoredalam kategori kurang yaitu sebanyak 69 responden (28,5%).
Pengetahuan siswi SMK Negeri 4 Samarinda tentang dismenore terutama pada
indikator pengertian dismenore (51,2%) dan etiologi dismenore (57,9%).
Responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang pengertian dismenore,
dimana mereka menjawab salah pertanyaan dismenore adalah suatu penyakit yang
kadang-kadang menyertai saat datang bulan atau menstruasi. Menurut responden
Dismenore merupakan penyakit yang sering menyertai remaja putri saat mereka
datang bulan atau menstruasi. Sebagian besar dari mereka hanya merasakan nyeri
saat menstruasi, akan tetapi tidakmengetahui bahwa apa yang mereka rasakan
adalah dismenore. Selain itu, mereka juga kurang aktif menggali informasi
tentang apa yang dialami ketika menstruasi.
tersebut,
akan tetapi lebih berfokus kepada bagaimana cara mengatasinya. Orang tua
responden juga tidak memberikan informasi yang berkaitan dengan menstruasi
khususnya dismenore.
Menurut Anurogo
dan Wulandari (2011), dismenoremerupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.
Istilah dismenorebisa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat. Penderita
dalam kondisi ini harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik atau
memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan penanganan, perawatan atau
pengobatan yang tepat. Pengetahuan responden tentang dismenore yang kurang
diantaranya kurangnya informasi yang diterima khususnya penyuluhan-penyuluhan
yang berkaitan dengan dismenore.Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku
manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif
diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik,
terencana, dan terarah dengan peran serta aktif individu, kelompok atau
masyarakat untuk memecahkan masalah dengan memperhitungkan faktor sosial,
ekonomi dan budaya setempat. Selanjutnya, penyuluhan dapat diartikan sebagai
suatu pendekatan edukatif untukmenghasilkan perilaku individu atau masyarakat
yang diperlukan dalampeningkatan derajat kesehatan dan mempertahankan gizi baik
(Suhardjo, 2009).
Siswi SMK
Negeri 4 Samarinda belum pernah mendapatkan penyuluhan yang berkaitan dengan
dismenore, baik dari dinas terkait maupun mahasiswa jurusan kesehatan. Tidak
adanya penyuluhan yang berkaitan dengan dismenoredi sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal
menyebabkan informasi yang diterima juga terbatas, dimana keterbatasan tersebut
menyebabkan pengetahuan mereka tentang dismenore juga terbatas.
Siswi SMK
Negeri 4 Samarinda juga menjawab salah pada pertanyaan dismenore sekunder
biasanya ditemukan jika terdapat penyakit atau kelainan pada alat reproduksi.
Mereka tidak dapat membedakan jenis dismenore, sehingga nyeri yang dialami
ketika haid mereka sebut dengan nyeri haid. Rasa sakit yang dialami menurut
mereka disebabkan oleh proses alami pada organ reproduksi wanita. Mereka juga
tidak mengetahui sakit dari dismenore sekunder dimulai lebih awal dalam siklus
menstruasi dan berlangsung lebih lama dari kram menstruasi umum (dismenore
primer).
Responden mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang etiologi dismenore,dimana merekamenjawab salah
pertanyaan alergi merupakan faktor penyebab terjadinya dismenore. Adanya
hubungan antara dismenoredengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale dapat
menyebabkan alergi adalah toksin haid. Mereka tidak mengetahui bahwa alergi
yang mereka alami dapat memicu kejadian dismenore.
Rasa nyeri
haid muncul karena beberapa makanan atau minuman diantaranya kafein yang
terkandung dalam kopi, teh dan coklatakan menstimulasi saraf untuk tetap
terjaga selama 8 jam, sehingga membuat kantuk menjadi hilang. Jika kantuk
hilang maka tidak dapat beristirahat dengan baik. Akibatnya, nyeri yang
dirasakan pun tidak hilang dan justru bertambah parah. Di samping itu, konsumsi
kafein maupun nikotin juga dapat membuat migrain saat menstruasi. Hal ini di
sebabkan hormon yang naik turun saat menstruasi di tambah dengan konsumsi
kafein dan nikotin, sehingga dapat membuat nyeri dan migrain. Konsumsi alkohol,
coklat jugadapat meningkatkan kadar estrogen yang nantinya dapat memicu
lepasnya prostaglandin (Laila, 2011)
Kafein
dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah uterus (rahim) sehinggaterjadi
penurunan aliran darah uterus, yang mana dapat mengurangi perdarahan menstruasi
dan memperpendek durasi mens. Selain itu, didapatkan juga bahwa mereka yang
mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak menjadi dua kali lebih mungkin untuk
mengalami siklus menstruasi yang lebih pendek dibandingkan mereka yang tidak
mengonsumsi. Efek vasokonstriktor dari kafein ini pun yang kemudian menyebabkan
nyeri saat menstruasi terasa lebih berat. Sehingga sebaiknya pada saat
menstruasi, wanita mengurangi atau tidak mengonsumsi minuman yang mengandung
kafein(Laila, 2011).
Siswi SMK
Negeri 4 Samarinda juga menjawab salah pada pertanyaan hubungan antara perasaan
mudah tersinggung dan cepat marah dengan terjadinya dismenore. Mereka tidak
menyadari bahwa emosional tidak stabil seperti mudah marah dan cepat
tersinggung maka mudah timbul terjadinya dismenore. Selain itu, gangguan psikis
seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat
berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya dan imaturitas (belum
mencapai kematangan) dapat menyebabkan disminore.
Remaja
yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapatkan
penerangan dan pengetahuan yang baik tentang proses haid maka mudah timbul
terjadinya dismenore. Faktor kejiwaan atau gangguan psikis seperti rasa
bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik
dengan masalah jenis kelaminnya dan belum mencapai kematangan merupakan
penyebab timbulnya dismenore (Anurogo & Wulandari, 2011).
Ketika
satu bulan berlalu dan sel telur tak juga dibuahi, maka produksi estrogen dan
progesteron mulai menurun. Hal ini perlahan mengembalikan kondisi emosi usai
PMS. Saat bersamaan, uterin mulai melepaskan hormon prostaglandin. Hormon ini
membantu pelepasan jaringan dan darah esktra yang menumpuk di rahim.
Prostaglandin memaksa otot rahim untuk berkontraksi, hingga menimbulkan rasa sakit.
Prostaglandin menyebabkan mual pada beberapa wanita (Anurogo & Wulandari,
2011).
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan siswi SMA Negeri 4 Samarinda
tentang dismenore dalam kategori kurang yaitu sebanyak 69 responden (28,5%).
Pengetahuan siswi SMK Negeri 4 samarinda tentang dismenore terutama pada
indikator pengertian dismenore (51,2%) danetiologi dismenore (57,9%). Responden
mempunyai pengetahuan yang kurang tentang pengertian dismenore, dimana mereka
menjawab salah pertanyaan dismenore adalah suatu penyakit yang kadang-kadang
menyertai saat datang bulan atau menstruasi. Menurut responden Dismenore
merupakan penyakit yang sering menyertai remaja putri saat merekadatang bulan
atau menstruasi. Sebagian besar dari mereka hanya merasakan nyeri saat
menstruasi, akan tetapi tidak mengetahui bahwa apa yang mereka rasakan adalah
dismenore. Selain itu, mereka juga kurang aktif menggali informasi tentang apa
yang dialami ketika menstruasi tersebut, akan tetapi lebih berfokus kepada
bagaimana cara mengatasinya. Orang tua responden juga tidak memberikan
informasi yang berkaitan dengan menstruasi khususnya dismenore
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo dan Wulandari.2011. Cara Jitu
Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta : Andi Offset
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Baziad. MA. 2008. Edoktrinologi Ginekologi
Edisi Ketiga, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta
Bobak, et al. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
Hendrik.
2006. Problem Haid Tinjauan Syariat Islam dan Medis. Solo : Penerbit
Tiga Serangkai
Hidayat,
A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Pertama.
Jakarta : Salemba Medika
Judha,
Mohammad. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta
: Nuha Medika
Manuaba,
I.B.G. 2006. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : ECG
Kinanti,
N.N. 2009. Solusi Problem Wanita Dewasa. Yogyakarta : Aulya publising
Laila,
N.N. 2011. Buku Pintar Menstruasi dan Solusi Atasi Segala Keluhannya.
Yogyakarta : Buku Biru
Misaroh, Y.2009. Menstruasi Tanpa Rasa
Sakit.Cetakan 2. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar
How to play Baccarat | Baccarat & Casino Games
BalasHapusBaccarat is one of the งานออนไลน์ most popular table games, but it is also played on a baccarat 바카라 사이트 card. With this game, a player has to take their bets in order to 1xbet korean win a